728x90 AdSpace

  • Latest News

    14 January 2015

    Tentang Yakuza dan Invasinya ke Indonesia

    Yakuza
    MASSAKSI - Sindikat kejahatan terorganisasi di Jepang, Yakuza, punya keunikan sendiri dalam menjalankan kejahatannya maupun memainkan perannya di masyarakat. Yakuza layaknya organisasi, memiliki kantor, anggota, dan aturan main, dan uniknya gosip tentang organisasi ini tetap hidup bahkan dibukukan oleh banyak penulis asing. Berikut sepuluh fakta tentang Yakuza seperti dilansir di www.listverse.com. 

    1. Yakuza dalam perpolitikan
    Dalam sejarah Yakuza, sejumlah pejabat tinggi dan politikus Jepang masuk dalam jaringan Yakuza. Misalnya, Menteri Hukum Jepang, Keishu Tanaka. Ia kemudian dipaksa mundur dari jabatannya pada tahun 2012 karena ketahuan menjadi jaringan Yakuza. Perdana Menteri pertama dari partai Demokrat Liberal (LDP), Nobusuke Kishi, terbukti bagian dari satu organisasi Yakuza terbesar, Yamaguchi-gumi. Pada 1971, Nobusuke dan sejumlah politikus memberikan bantuan uang untuk pemimpin Yamaguchi-gumi yang dihukum membayar ganti rugi atas satu kasus pembunuhan. Dia juga menghadiri pemakaman dan pernikahan sejumlah anggota Yakuza. Partai LDP yang menjalankan pemerintahan selama 58 tahun melakukan pendokumentasian orang-orang yang menjadi jaringan Yakuza. Pendokumentasian itu berlangsung 54 tahun lamanya.

    Noboru Takeshita, perdana menteri yang berkuasa pada 1987 ternyata juga anggota jaringan Yakuza. Menuai banyak kritik dari oposisi, dia kemudian memilih bergabung kembali dengan Inagawa-kai, satu dari tiga organisasi pendiri Yakuza. Sedikitnya empat perdana menteri Jepang terlibat di jaringan Yakuza.

    Di bidang politik praktis, Yakuza ikut berkampanye dan menjadi penjaga keamanan saat pemilihan umum. Yakuza juga sanggup memberikan jaminan kepada para pemilih untuk memenangkan kandidat yang mereka jagokan.

    2. Ritual Organisasi
    Yakuza memiliki struktur kepemimpinan yang kompleks dan memiliki banyak tahapan yang harus dilalui anggotanya untuk mencapai puncak kekuasaan. Nah, seorang anggota baru harus melalui ritual perpeloncoan yang disebut sakazukigoto. Anggota baru akan mematuhi dan menghormati para seniornya yang disebut dengan kobun atau "peran anak". Sake, minuman tradisional Jepang, menjadi sajian yang selalu ada dalam ritual perpeloncoan dan menjadi perekat hubungan di antara mereka. Tata cara minum sake dalam ritual seperti ini menjadi bagian dari penghormatan terhadap keyakinan mayoritas warga Jepang, yakni Shinto.

    3. Tes Tertulis
    Menjadi anggota Yakuza tidak semata-mata tentang fisik. Tapi juga kecerdasan. Pada tahun 2009, Yamaguchi-gumi, satu dari tiga organisasi pendiri Yakuza, memberlakukan tes tertulis sebanyak 12 halaman. Tes ini untuk memastikan anggotanya memahami peraturan-peraturan yang berlaku sehingga tidak timbul masalah nantinya. Tes diawali dengan cerita tentang ekonomi Jepang secara keseluruhan. Kemudian diikuti dengan topik yang diuji, misalnya isu limbah industri hingga pencurian kendaraan motor. Yakuza selama ini dikenal sebagai barometer perekenomian Jepang. Nah, jika para anggota mafia itu menemukan kesulitan, maka mereka harus melakukan sesuatu untuk meminimalkan kegagalan. (Baca: Yakuza Rekrut Anggota Secara Online)

    4. Menggugat dan Digugat Yakuza
    Meski sindikat mafia ini ditakuti, bukan berarti tidak ada yang berani melakukan perlawanan. Seorang perempuan pemilik bar telah menggugat pemimpin Yamaguchi-gumi yang paling berbahaya, Kenichi Shinoda. Perempuan ini keberatan dengan aksi pemerasan oleh anak buah Kenichi dengan berdalih uang keamanan disertai ancaman membakar barnya jika tidak membayarnya. Perempuan itu menuntut bayaran 17 juta yen atau US$ 2,8 juta dalam gugatannya.

    Sebelumnya, sekelompok warga mengusir geng Dojinkai, jaringan Yakuza, dari markasnya di Kota Kurume pada tahun 2008. Dengan alasan mereka sepantasnya hidup aman dan untuk itu mereka menuntut gangster itu lenyap dari kota mereka.

    Meski mendapat banyak tuntutan hukum, Yakuza juga pernah mengajukan gugatan. Misalnya, anggota mafia Yakuza di selatan Jepang, Kudo-kai, tak terima diberi label "berbahaya" oleh penegak hukum. Mereka dituding berbahaya karena terlibat sejumlah serangan granat terhadap lawan-lawannya. Pengacara mereka berargumen label itu tidak adil dan dianggap melanggar konstitusi Jepang.

    5. Tato

    Satu ikon terkenal dari Yakuza adalah tato yang memenuhi seluruh tubuh mereka. Mereka menggunakan metode tradisional Jepang untuk membuat tato, yang dikenal sebagai irezumi. Tato ini sebagai tanda keberanian melawan rasa sakit atas metode pembuatan tato di tubuh. Umumnya tato bergambar naga, pegunungan, dan perempuan. Menariknya, tato ala Yakuza kini disenangi oleh orang-orang yang tak ada kaitan dengan Yakuza. Stigma tato pun masih melekat kuat di masyarakat Jepang. Sampai-sampai Wali Kota Osaka melarang pekerjanya menggunakan tato. Pemerintah menawarkan cara untuk menegakkan larangan itu, yakni menghapus tato, keluar dari pekerjaan, atau cari pekerjaan lain di perusahaan swasta.

    6. Yubitsume

    Anggota-anggota Yakuza yang tidak menjalankan kerja yang seharusnya mereka lakukan dipaksa memotong jarinya. Pemotongan bagian tubuh yang umumnya adalah jari disebut yubitsume. Biasanya pemotongan pertama bagian badan adalah jari kelingking bagian kiri. Makanya, banyak anggota Yakuza dikenal dari jari mereka yang hilang bekas dipotong.

    7. Majalah Yakuza

    Untuk pertama kali Yamaguchi-gumi menerbitkan majalah untuk sekitar 28 ribu anggotanya pada awal tahun 2013. Majalah itu diberi nama Yamaguchi-gumi Shinpo. Isi majalah tentang artikel-artikel yang bercerita tentang pengalaman mereka. Berhubung jumlah anggotanya yang terus menurun, majalah ini dipandang sebagai cara untuk membangkitkan semangat.

    8. Aktivitas sosial Yakuza

    Saat Jepang dilanda tsunami pada tahun 2011, Yakuza termasuk organisasi yang pertama tiba di lokasi dan memberikan bantuan kepada korban tsunami. Sebelumnya, saat gempa menerjang Kobe, kota terbesar kelima di Jepang, Yakuza dengan menggunakan sepeda motor, kapal boat, dan helikopter mengirimkan bantuan. Sejumlah masyarakat memuji sikap tanggap Yakuza dalam situasi sulit masyarakat, namun ada juga yang memberikan tanggapan sinis menyebut Yakuza sedang melakukan kegiatan 'pr' (public relations).

    9. Membasmi Yakuza

    Pemerintah Amerika Serikat baru-baru ini mengeluarkan pernyataan untuk menumpas Yakuza sebagai organisasi sindikat kejahatan. Warga Amerika juga tidak lagi mau mengadakan transaksi dengan Kenichi Shinoda, pemimpin organisasi terbesar Yakuza, Yamguchi-gumi. Kenichi masuk dalam daftar satu dari tujuh dalang penjahat di dunia. Amerika juga memasukkan bos nomor dua di organisasi mafia itu, Kiyoshi Takayama, dalam daftar hitam dan membekukan semua aset keduanya di Amerika. Langkah ini diambil menyusul Jepang memerangi keterlibatan Yakuza dalam bisnis ilegal di negara itu. Menanggapi sanksi itu, Kenichi berujar, "Jika Yamaguchi-gumi dilarang, publik saat itu juga melakukan pembalasan."

    10. Sokaiya

    Sokaiya merupakan nama dari satu bentuk suap dalam skala besar yang selama ini dijalankan oleh Yakuza. Modusnya, Yakuza akan membeli saham satu perusahaan yang membuatnya mendapatkan kursi dan mengikuti pertemuan yang dihadiri oleh para pemilik saham. Setelah itu, mereka akan melakukan segala cara untuk mempengaruhi kepemimpinan perusahaan. Kemudian mereka akan meminta uang atau mereka mengancam akan mempermalukan pimpinan perusahaan itu di dalam pertemuan. Dan biasanya taktik Yakuza ini membuahkan hasil. Modus lainnya, Yakuza akan mengadakan kegiatan turnamen olahraga dan kontes kecantikan dan kemudian tiketnya dijual dengan harga teramat mahal kepada para korbannya lewat blackmail. Target mereka biasanya perusahaan-perusahaan besar.



    Yakuza Invasi Ke Indonesia
    Sindikat terorganisasi, Yakuza, di Jepang mulai mencari peruntungan ke Indonesia. Ciri-cirinya, pencucian uang, perusahaan fiktif, dan main pasar modal. Mengkhawatirkan?

    Richard Susilo, 52 tahun, wartawan Indonesia yang menetap di Jepang sejak 1983 dan meneliti kehidupan Yakuza selama 20 tahun, mengungkapkan kisahnya dalam buku Yakuza Indonesia. Buku ini diluncurkan pada 14 Juli 2013 di toko buku Gramedia, Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan.

    Buku ini menampilkan sejarah, sepak terjang kelompok seperti mafia Italia ini di Jepang, dan wawancara dengan putra-putri pemimpin Yakuza. Dalam melakukan tugas jurnalistik, Richard pernah bertemu dengan perempuan Indonesia asal Pontianak yang mempunyai suami anggota Yakuza. ”Ia memiliki sumber berita yang banyak dan menarik ditulis,” kata Richard, yang menutup rapat siapa nama jelas sumbernya dengan alasan keamanan dirinya.

    Ia juga bertemu Manabu Miyazaki, penulis buku laris tentang Yakuza--salah satunya biografi Toppamono yang sudah dialihbahasakan dari bahasa Jepang ke bahasa Inggris, Cina, dan Korea.

    Miyazaki juga putra petinggi Yakuza yang memberi tahu Richard bahwa Yakuza sudah sejak lama masuk ke Indonesia untuk mencari satu tujuan, mencari uang sebanyak mungkin. "Bahkan akan jauh lebih banyak masuk ke Indonesia karena perekonomian sangat baik, pengusaha Jepang semakin banyak berinvestasi,” kata Richard.

    Nantinya, Yakuza akan mencari selamat dengan mendekati pihak aparat sebagai backing dan menghindari pertengkaran dengan preman lokal. Invasi Yakuza ke Indonesia (juga ke Thailand dan Filipina) ini disebabkan posisi mereka di Jepang terjepit dengan adanya Undang-Undang Anti-Yakuza yang diberlakukan, sehingga mencari uang di Jepang sangat sulit.

    Kelompok ini sudah ada sejak zaman Tokugawa atau zaman Edo, pada 1603–1868 masa Shogun. Pada era itu, ada 500 ribu samurai menganggur (ada yang menjadi pedagang dan ronin atau tunawisma). Sedangkan sisanya menjadi penjudi, pencuri, dan kriminal untuk mendukung kehidupan.

    Di Indonesia, Yakuza banyak datang ke Kalimantan untuk bisnis kayu dan tambang, seperti minyak dan batu bara. Juga bisnis energi (listrik dan batu bara) yang melibatkan modal dan uang besar. Di negeri bersangkutan, Yakuza akan mendekati perusahaan Jepang yang menjadi target mangsa bila mendapatkan ancaman dari preman setempat.

    Menurut penelitian Richard, kebanyakan Yakuza Jepang di Indonesia melakukan praktek pencucian uang (money laundering) dan mendekati petinggi negara, seperti militer, polisi, dan parlemen. Dari data yang dia peroleh, sekitar Rp 2 triliun milik Yakuza sudah masuk ke Indonesia melalui metode pencucian uang.

    Di balik praktek kotor kalangan Yakuza, ada sisi sosial yang ditunjukkan Yakuza. Yakni ketika gempa bumi melanda Kobe, Jepang, pada Januari 1995 yang menelan 6.000 lebih jiwa dan gempa di Fukushima pada 2011. “Mereka membawa bantuan berupa air, makanan, obat sampai beberapa truk,” kata Richard.
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Disclaimer : Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi massAksi. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan

    Item Reviewed: Tentang Yakuza dan Invasinya ke Indonesia Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top