728x90 AdSpace

  • Latest News

    15 January 2015

    Ibu-ibu Petani Rembang Terus Berlawan Menolak Pabrik Semen

    Aksi Petani Rembang
    MASSAKSI - Jumat, (28/11/14), suasana di tapak pabrik PT Semen Indonesia, di Pegunungan karst Kendeng, Rembang, Jawa Tengah, masih mencekam. TNI/Polri buka posko dan menjaga ketat tenda-tenda protes ibu-ibu. Tak ada lagi aksi para ibu memblokir alat berat masuk.

    Sehari sebelum itu, 27 November 2014, aksi brutal aparat memaksa para ibu setop aksi protes. Sampai tengah malam, di dalam tenda para ibu kelaparan karena bapak-bapak tak bisa masuk mengantar makanan.

    Dari kronologi kejadian, Kamis itu sejak pukul 5 pagi, mobil pengangkut alat-alat berat tiba di pertigaan jalan menuju tapak pabrik SI. Pukul 06.00, ibu-ibu piket, mulai datang ke tenda. Ketika melihat kendaraan berat berhenti, serentak ibu-ibu memblokir jalan.

    Pukul 07.00 WIB, datang preman pabrik mendatangi ibu-ibu dan mengangkat lesung. Ibu-ibu marah dan terjadi adu mulut. Selang beberapa menit, preman itu meludahi ibu-ibu. Warga tidak terima balas meludah. Preman ngamuk dan memukul ibu Paedah mengenai kepala. Perempuan separuh baya ini pingsan.

    Pukul 07.15 WIB, Kapolsek Bulu beserta satpam pabrik datang ke tenda warga. Kapolsek pura-pura bertanya,” Ada apa ini kok rame-rame ?”

    Pukul 09.35 WIB, warga blokir jalan karena ada truk masuk lokasi. Kapolres Rembang, AKBP Muhammad Kurniawan, lengkap dengan pasukan, TNI, preman, satpam, wartawan datang ke tenda sambil marah-marah.

    “Jadi ini seperti kemarin tidak bisa diatur?” tanya Kurniawan, Kapolres Rembang. “Kalo ibu-ibu tetep seperti kemarin, keamanan akan melakukan langkah seperti kemarin juga,” ancam Kapolres.

    Pukul 09.40 WIB, Brimob dan Satpam pabrik semen memeriksa warga yang tidak mempunyai identitas Desa Tegaldowo. Semua pendemo disuruh keluar dari tenda dan dilarang mendokumentasikan apapun. Pagi itu jumlah pasukan Brimob dan TNI terus ditambah jumlah personilnya.

    Pukul 10.00 WIB, para ibu memainkan lesung dan nembang lagu Ibu Pertiwi. Pukul 10.15 WIB, Brimob merampas lesung, bendera, poster, dan alat aksi protes lainnya.

    Selanjutnya bentrokan pun tak terelakkan. Polisi, Preman, Brimob, Satpam dengan beringas merefresif ibu-ibu petani. Tak pelak, banyak ibu-ibu terkena pukulan Brimob. Seperti Murtini, kala mau menyelamatkan lesung dipukul seorang Brimob yang berinisial Mahmud. Kaki Murtini diinjak hingga kuku terkelupas berdarah. Disaat bersamaan saat seorang pemuda desa bernama Jedor, ingin menyelamatkan lesung dari atas mobil Birmob. Eh, Brimob dan TNI malah mengkeroyok Jedor hingga terjatuh dan terinjak aparat-aparat itu.

    Pukul 12.21, Brimob dan Satpam mendirikan tenda dipertigaan dekat tenda ibu-ibu dan menutup jalan masuk ke tenda warga.

    Pukul 17.00 WIB, bapak-bapak petani yang hendak mengirim logistik untuk istri-istrinya di tenda dilarang memasuki tenda perjuangan oleh Brimob dan Satpam. Hingga tengah malam bapak-bapak petani tetap tak bisa mengantar makanan buat ibu-ibu yang kelaparan.


    Tuntut Marik Aparat Dari TKPWarga Tegaldowo kepada media mengatakan, aparat sunguh tidak punya prikemanusiaan. “Aparat jelas memihak PT semen. Apa salah warga hingga diperlakukan seperti itu. Dipukul, ditendang, kami menuntut Kapolres Rembang dicopot dan segera menarik Polri dan TNI dari lokasi tenda perjuangan,” katanya.

    Sukinah, warga Tegaldowo bingung karena kala lewat kantor polisi melihat tulisan,”melayani dan mengayomi masyrakat 24 jam.” “Tapi kok kenyataan di Rembang justru menindas masyarakat?”

    Dia heran mengapa aparat tega bentrok dengan para ibu. “Tidak kebayang kenapa para adek-adek Brimob tega sama ibu-ibu yang menolak semen, bukankah mereka dilahirkan dari rahim perempuan? Saya sadar, kalau polisi membela dan melindungi penguasa tambang, tidak ada HAM di Rembang.”

    Pemodal Pabrik Semen Menggunakan Brimob

    Dikutip dari Radarpekalongan.online, pada Kamis, di lokasi, selain 30 anggota Brimob Polres Pati, Kapolres Rembang AKBP dan Komandan Kodim 0720 Rembang Letnan Kolonel Infantri Wawan Indaryanto berjaga. Ada juga puluhan anggota sabhara dan tentara bersiaga di portal jalan akses masuk tapak pabrik SI. Kapolres berkilah bahwa tugas mereka hanya untuk mengantisipasi penghadangan dan pemblokiran warga karena menolak pendirian pabrik.

    Kapolres mengatakan, aksi penghadangan tidak dibenarkan. Warga tak memiliki hak, penghadangan juga mengganggu kelancaran obyek vital.”Ini kan obyek vital karena perusahaan negara, harus kita lindungi. Ini kewajiban kita,” katanya lagi.



    Selasa (17/6), polisi menghembuskan isu bahwa para peserta aksi bukanlah warga asli sekitar. Padahal, fakta di lapangan semua peserta aksi yang bertahan di tapak pabrik berasal dari daerah ring 1 (desa sekitar). Selain itu, kemungkinan isu ini dihembuskan aparat untuk memecah solidaritas dari rakyat lain yang terus mengalir ke lokasi tapak pabrik. Bahkan, aparat melakukan penyisiran dengan merazia KTP warga.

    Demonstran sempat mendengar isu bahwa aparat akan menembak penyusup yang masuk ke wilayah sekitar pabrik. Rabu (18/6), alat berat yang berada di Gunem & Bulu, Rembang, belum mau angkat kaki. Ibu-ibu warga Gunem akan bertahan hingga semua alat berat proyek tambang karst dan pabrik semen enyah dari tanah mereka.

    Petani laki-laki terus melakukan perannya mendistribusikan logistik ke lokasi aksi terutama untuk ibu-ibu yang terus secara militan berlawan. Ibu-ibu petani desa Gunem yang masih bertahan membutuhkan bahan pendukung aksi pendudukan, seperti roti, biskuit dan air mineral serta perlengkapan lain seperti selimut dan obat-obatan.

    MASSAKSI juga mendapat informasi bahwa aksi-aksi solidaritas terus digalang di tiap-tiap kota lain di Indonesia untuk bersolidaritas terhadap petani Rembang. Dukungan solidaritas terus berdatangan karena digalang lewat sms. Media masih terus melakukan peliputan dan menerbitkan berita. Menolak tambang semen di Rembang berarti Anda membantu melestarikan bumi dan juga kehidupan petani di sana.
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Disclaimer : Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi massAksi. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan

    Item Reviewed: Ibu-ibu Petani Rembang Terus Berlawan Menolak Pabrik Semen Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top